Sejarah kurban sendiri sudah ada sejak manusia pertama diciptakan yaitu Nabi Adam, Allah memerintahkan kepada anak-anak Nabi Adam untuk mengurbankan sebagian dari hasil ternak dan hasil ladang keduanya, kemudian Allah juga memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk mengurbankan anaknya yaitu Nabi Ismail, Allah hendak meguji Nabi Ibrahim dengan berkurban karena Nabi Ibrahim sangat mencintai anaknya karena sudah sekian lama Nabi Ibrahim tidak dikaruniai anak, Allah hendak menguji ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim, dan seperti yang kita ketahui Nabi Ibrahhim lebih memilih mentaati perintah Rabb nya dan mengorbankan anaknya, walaupun pada akhirnya tidak jadi dan Allah mengantinya dengan seekor gibas.
Begitu juga makna berkurban yang dperintahkan kepada umat muslimin tidak dilihat dari seberapa berat daging kambing yang dibagikan atau seberapa banyak hewan yang dikurbankan melainkan ketaatan dan keikhlasan kita kepada Allah yang dinilai dari ibadah kurban kita, karena nilai dari sebuah ketaatan dan keikhlasan yang akan menjadi catatan amal kita karena apalah arti sebuah ibadah tanpa disertai dengan keikhlasan, semuanya akan sia-sia dan yang seperti kita ketahui keikhlasan bukanlah perkara yang mudah bagi kita, ikhlas adalah sebuah derajat tertinggi dari sebuah amal dan hanya Allah dan kita sendiri derajat dari ikhlas tidaknya sebuah amal kita.
Keikhlasan hanya bisa kita capai jika benar-benar yakin akan balasan dari Allah dan keimanan yang ada dalam diri kita sudah tertancap dengan mantap sehingga apapun yang menjadi halangan dan rintangan kita dalam hidup bisa kita atasi dengan mudah dengan keyakinan bahwa semuanya merupakan ujian dari Allah agar kita semakin memperkokoh keimana dan ketakwaan kita, jika kita lulus dari sebuah ujian tentu tingkat atau derajat kita akan naik begitu pula denga hidup ini apabila kita lulus dari suatu ujian hidup maka drajat kita pun akan naik dimata Allah dan manusia semoga kita menjadi hamba-hamba yang semakin taat.